Selasa, 08 Juni 2010

ADIPURA 2010, JATIM SABET 33 PENGHARGAAN


Dari 38 kab/kota di Jawa Timur, tahun ini sebanyak 33 kab/kota mendapatkan penghargaan bergengsi bidang lingkungan hidup yakn Adipura. Dari total itu, 31 di antaranya adalah Penghargaan Adipura dan dua lainnya adalah Piagam Adipura. Perolehan ini meningkat dari tahun lalu sebanyak 25 penghargaan Adipura.
Adapun ke-33 kab/kota tersebut menjadi empat kategori, yakni kota metropolitan, kota besar, kota sedang, dan kota kecil. Untuk Kota Metropolitan terdapat satu kota yakni Surabaya, untuk kota besar terdapat satu kota, yakni Kota Malang. Pada kategori kota sedang yang masuk verifikasi sebanyak 11 kota, yakni adalah Madiun, Kota Madiun, Sidoarjo, Gresik, Kota Blitar, Kota Mojokerto, Malang, Lamongan, Kota Kediri, Kota Pasuruan, Kota Probolinggo.
Untuk kategori kota kecil terdapat 20 kab yang masuk penilaian dan proses verifikasi, yakni Mojokerto, Pasuruan, Probolinggo, Ponorogo, Magetan, Pacitan, Ngawi, Blitar, Trenggalek, Tulungagung, Nganjuk, Lumajang, Bojonegoro, Tuban, Jombang, Pamekasan, Bangkalan, Sampang, Sumenep, dan Situbondo. Sedangkan lima kab/kota yang tak lolos atau tak menerima Adipura, yakni Kota Batu, Banyuwangi, dan Jember yang masuk dalam kategori kota sedang, serta Bondowoso dan Kediri yang masuk kategori kota kecil
Kepala Bidang Komunikasi Lingkungan dan Peran Serta Masyarakat BLH Jatim, Putu Artha Giri saat dikonfirmasi via telepon di Jakarta, Selasa (8/6) menjelaskan, atas perolehan sebanyak 33 penghargaan itu, Jatim menjadi juara umum. “Ini prestasi bagi Jatim dan penghargaan hari ini diserahkan langsung oleh Presiden SBY sekaligus memperingati Hari Lingkungan Hidup (LH) Sedunia,” ujarnya.
Ia menuturkan, Piala Adipura diberikan kepada pemkot atau pemkab yang mampu mewujudkan daerahnya menjadi bersih, teduh, indah, dan sehat secara keberlanjutan. Adapun beberapa indikasi penilaian untuk program pelestarian lingkungan hidup tersebut, yakni lebih ditekankan pada penilaian tata ruang terbuka hijau seperti taman kota, luas hutan kota, jenis, jumlah, dan kerapatan pohon, kebersihan sarana umum seperti rumah sakit dan sekolah, serta adanya tempat untuk pengolahan limbah bahan beracun berbahaya (B3), hingga proses pemilahan dan pengolahan sampah.
Selain itu, penilaian juga dilakukan pada perairan terbuka, sekolah, pasar, tempat pembuangan akhir (TPA), puskesmas atau rumah sakit, dan perkantoran. “Yang paling sederhana, yakni pada usaha pemilahan sampah basah dan kering dengan bak sampah yang berbeda serta jarak antara tempat sampah juga memiliki nilai yang cukup signifikan, serta pemilahan sampah organik dan anorganik,” ungkapnya.
Untuk memeringati Hari LH Sedunia yang biasa diperingati pada 5 Juni, Badan Lingkungan Hidup (BLH) Provinsi Jawa Timur juga akan menggelar kembali Kemah Hijau seperti tahun lalu yang pernah digelar di Arboretum Sumber Brantas, Kota Batu pada 23-26 Juni 2009. Rencananya, tahun ini digelar kembali di lokasi yang sama. “Jika merujuk dari instruksi gubernur tahun lalu saat di Sumber Brantas, maka Kemah Hijau tahun ini bisa digelar di lokasi yang sama. Namun, untuk memastikannya, pihaknya akan melakukan audiensi pada gubernur mengenai konsep kegiatannya. Untuk waktu pelaksanaan bakal digelar pada akhir Juni atau awal Juli,” katanya. (pr)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar